NIGHTMARE  

Senin, 08 Maret 2010


PROFILE
Nightmare sebenarnya tidak dapat disamakan dengan band lain di dunia permusikan Jepang saat ini. Macam-macam suara mereka masukan segala sesuatu dari nada-nada yang berat dan vokal opera sampai melodi yang indah dan lirik yang mudah didengar, menciptakan musik yang mereka buat dari awal hingga saat ini.

Walaupun mereka telah meninggalkan kostum awal mereka untuk telihat lebih ringan, Nightmare tetap diklasifikasikan sebagai band visual dipengaruhi oleh dandanan yang tidak biasa dan kontak yang berani biasanya didukung oleh gitarisnya, Hitsugi. Lima member Nightmare bukan hanya pemusik dan performer yang bersemangat, mereka juga orang-orang yang lucu yang menggunakan segala macam aspek dari kepribadian mereka untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan.


BIOGRAPHY
Gitaris, Sakito dan Hitsugi mendirikan Nightmare di Sendai pada Januari 2000. Mereka kemudian digabungkan oleh vokalis Yomi, bassis Ni~Ya, dan drumer Zennin, daftar mereka belum lengkap sampai Juli ketika kepergian Zennin digantikan oleh Ruka, dulu dari Luinspear.


Nightmare memulai karir mereka dengan menggebrak dunia musik dan tidak pernah melambat. Pertunjukkan pertama mereka pada bulan Juli dan mereka merilis Zenge, demo pertama mereka, pada Agustus. Membawa suara yang berat dan keras, Hankouki., rilisan berikutnya yang langsung habis dengan cepat selama waktu pre-order, diminta dibuat keduakalinya pada bulan berikutnya.


Keseimbangan yang baru antara jazz, rock, dan synth ditunjukkan pada perilisan single berikutnya, perubahan sedikit pada style Nightmare. Selama dalam perkembangannya, mereka mengikuti rilisan berikutnya dengan tour di Nagoya dan Osaka sebelum kembali ke studio untuk merekam lebih banyak single. Outlaw, mini-albim pertama mereka. Dirilis pada November 2002, menunjukkan perkembangan, kematangan, Nightmare.

Mereka memulai tahun 2003 dengan one-man tour, Battle, sebelum merilis Djaïnism ~Omae no mono wa ore no mono~ dan Djaïnism ~Ore no mono wa ore no mono~. Diikuti dengan dua one-man tour, Nightmare mengumumkan pada pertunjukkan pertama mereka pada bulan Juni di Akasaka BLITZ, status major mereka dengan Nippon Crown. Believe, rilisan major pertama mereka, berada di no 24 tangga lagu Oricon.

Tiga bulan kemudian, triple A-side single, Akane/Hate/Over, menggebrak pasaran. Perilisan ini menjadi arahan untuk tour Ultimate Circus mereka, yang diikuti dengan dengan album dengan judul yang sama.

Pada 2004, Nightmare mengumumkan band alter ego yang tidak biasa, Sendai Kamotsu, dengan merilis DVD dan maxi single pertama band tersebut. Sebagai diri mereka sebenarnya, Nightmare berangkat untuk tour 30 hari yang dilaksanakan dari April sampai Juli, selama kesuksesan besar single mereka, Tokyo Shonen, dirilis. Single ini menarik perhatian banyak fans baru dan band ini mengakhiri tahun itu dengan kejutan pada tour CPU 2004 Ghz mereka, yang mana finalnya diadakan di Nakano Sun Plaza dan kemudian dirilis dalam bentuk DVD. Album yang lain dan koleksi PV juga dirilis sebelum akhir tahun tutup.



Pertunjukkan pertama Nightmare pada tahun 2005 diadakan di kampung halaman mereka, Sendai, dan beberapa promosi live mengikuti perilisan dari single mereka Jibun no Hana. Menerjang beberapa tour yang panjang, band ini bermain selama 35 hari ke seluruh negeri sebagai tambahan untuk memulai pertunjukan radio online, Jack in the box, yang mengudara setiap Rabu malam.

Pertama kalinya Nightmare menjadi bagian dalam sebuah anime, single the WORLD/Alumina mereka sebagai lagu permbuka dan penutup dari seri anime Death Note. Band ini kemudian melakukan lagi kegiatan mereka di Sendai Kamotsu untuk perilisan lain dari tema gay khas mereka.

Mereka melalui taun 2006 dengan kecepatan penuh dan dengan paket jadwal perilisan, memproduksi album baru, sebuah CD yang susah untuk menemukan lagu-lagu jaman indies, dan album terbaik pertama mereka. Sebagai tambahan, penjualan DVD video clip lagi dan DVD pertunjukkan TOUR Anima[lism] mereka.

Pada Febuari 2007, Nightmare merilis album the World Ruler dan pada Juni, single baru Raison D’etre, yang digunakan sebagai lagu pembuka untuk seri anime Claymore. Band ini juga teramasuk bagian dalam rangkain untuk perayaan sepuluh tahun Takadanobaba AREA, bermain juga band-band seperti Jinkaku Radio, Charlotte, dan Wizard. Bersamaan dengan pengumaman perilisan DVD baru dibawah kedua nama Nightmare dan Sendai Kamotsu, kedua band ini juga merilis single baru di bulan-bulan berikutnya.



Nightmare adalah band yang sederhana yang tidak pernah berhenti. Menciptakan, merekam, dan mempertunjukkan satu dari banyak lagu-lagu adalah sesuatu yang membuat mereka terkenal, tetap memvariasikan style mereka untuk digabungkan dengan suara yang baru yang selalu menunjukkan Nightmare yang sebenarnya. Untuk pendengar yang mencari sesuatu yang berbeda, style vokal yang operatic dari Yomi sudah cukup membuat musik band seperti itu. Untuk yang tidak pernah memberikan Nightmare kesempatan, duduk, dan dengarkan. Sekali lagi mempaketkan jadwal mereka yang hampir sampai kapasitasnya, Nightmare yakin untuk melanjutkannya selama 2007 memberikan pengalaman mendengar yang menyenangkan dan mungkin ada satu atau dua kejutan.

http://www.jame-world.com/id/database-artists-biography-51-nightmare.html#ixzz0haAr0Mgj
Monggo di lanjut...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Plastic Tree  

Sabtu, 06 Maret 2010

Plastic Tree
プラスティック・トゥリー
major - (1993 - )




PROFILE
Walaupun Plastic Tree telah berkiprah lebih dari sepuluh tahun, bisa dibilang mereka merupakan sebuah band yang kurang mendapat perhatian.

Di tahun – tahun awal keberadaan Plastic Tree, musik mereka terdengar mirip band beraliran new wave. Akan tetapi setelah berkiprah sekian tahun musik mereka mulai berubah. Sekarang musik mereka bisa dideskripsikan dengan nuansa gitar yang beraliran rock ditambah dengan karakter suara vokalisnya yang mengagumkan.

BIOGRAPHY
Plastic Tree dibentuk di bulan Desember 1993. Dan setelah berganti – ganti drummer beberapa kali, akhirnya formasi akhir Plastic Tree terdiri atas: Ryutaro pada vocal, yang terkenal akan suaranya yang manis dan lirik yang sendu, bahkan terkadang cukup membuat kita ikut terhanyut akan kesenduan liriknya.

Kemudian ada Tadashi pada bass. Sekaligus mengambil posisi sebagai pemimpin di band ini, dan bertanggung jawab akan hampir semua musik Plastic Tree. Berikutny ada Akira pada gitar, yang juga ikut andil dalam menciptakan sebagian besar musik. Dan terakhir adalah Takashi pada drum.

Setelah beberapa singel yang dibagikan secara gratis pada konser mereka di berbagai livehouse, mereka pun merilis mini album perdana mereka yang berjudul, -Strange Fruit- kimyou na kajitsu di tahun 1995. Mini album ini memiliki nuansa yang gelap, dan memiliki influence dari band - band seperti The Cure dan Radiohead yang sangat jelas terdengar.

Di tahun 1997 mereka memulai karir sebagai band major, dan di tahun yang sama mereka pun merilis album kedua yang berjudul, Hide and Seek. Album ini, begitu juga album ketiga mereka,Puppet Show (dirilis tahun 1998) bisa dibilang merupakan album terbaik Plastic Tree menurut para fans.

Pada bulan September 2000 album keempat mereka Parade dirilis. Walaupun album ini bagus, sebagian dari fans lama mereka tidak dapat menghargai apapun dari ‘era’ setelah album ini. Parade memiliki nuansa gelap sama seperti album sebelumnya, walaupun jadi sedikit gampang untuk diikuti, serta menjadi sedikit nge-pop.

Di Tahun 2001 mereka merilis sebuah album Best of dan sebuah album kompilasi singel mereka yang diberi judul Cut dan Single Collection. Walaupun beberapa lagu di-mix menjadi berbeda, atau dibuat dengan versi yang berbeda, tidak ada lagu baru pada album – album tersebut.

Sekitar masa itu, mereka berganti drummer lagi. Awal 2001 Takashi pun keluar dari band, dan di tahun yang sama Sasabuchi Hiroshi (Buchi kependekannya) bergabung untuk menggantikan Takashi. Sepertinya hal ini merupakan awal yang baru bagi Plastic Tree. Bukan dikarenakan pergantian drummer ini, tapi juga dikarenakan oleh musik mereka mulai berubah terus dan terus, yang berubah menjadi lebih pop. Dan mereka hampir kehilangan semua nuansa sendu mereka yang biasanya mereka miliki.

Träumerei dirilis di akhir 2002 dan beberapa bulan kemudian sebuah album kompilasi lain Premium Best dirilis.

Disaat mereka kehilangan fans – fans yang tidak setuju dengan perubahan musik mereka yang baru yang lebih pop, mereka ternyata mulai menarik perhatian pihak lain yang tidak pernah menyukai nuansa gelap dari musik mereka yang dulu. Di tahun 2003 mereka merilis dua lagu cover dari Baka ni natta no ni dan Moshimo piano ga hiketa nara. Lagu-lagu ini sangat jauh berbeda dari musik Plastic Tree yang ‘Normal’ sehingga para fans lama mereka pun jadi kecewa.

Album kelima mereka Shirochronicle kemudian dirilis bulan Oktober di tahun yang sama.

Di tahun 2004 mereka merilis beberapa singel, tiap – tiap darinya berhubungan dengan salah satu dari musim yang ada. Yuki Hotaru merupakan rilisan musim dingin, Harusaki sentimental adalah rilisan musim semi, dan Melancholic merupakan rilisan musim panas. Meskipun singel musim gugur tidak pernah dirilis.

Setelah sebuah periode yang dapat dibilang merupakan ‘periode komersial’ bagi sebagian orang, Plastic Tree kembali ke akar mereka dengan album ke enam Cell yang dirilis di bulan Agustus. Ini tentu menjadi suatu kejutan yang sangat menyenangkan.
Seorang sound enginer baru yang disewa memberikan nuansa baru pada band ini. Tapi sekarang terlihat bahwa Plastic Tree membuat musik lagi karena mereka menyukainya, bukan karena ingin mendapatkan uang.

Beberapa saat setelah merilis Cell di akhir 2004/awal 2005, band ini mengumumkan bahwa mereka meninggalkan perusahaan rekaman mereka SWEETHEART, dan pindah ke perusahaan rekaman lain J-ROCK. Beberapa perubahan pun dibuat; website official mereka dipindahkan, dan fanclub mereka dirubah namanya dari “Sickroom” menjadi ”Jellyfish breed”.

Band ini kemudian memberanikan diri mencoba untuk tampil di luar Jepang pada musim panas 2006. Dengan merencanakan tur dunia yang mencakup beberapa konser di Eropa dengan negara: Jerman, Perancis dan Finlandia, serta dua buah konser di Meksiko. Sayang sekali konser di Meksiko terpaksa dibatalkan. Untungnya konser mereka di Eropa berjalan dengan sangat sukses! Begitu suksesnya sehingga mereka memutuskan untuk kembali setahun setelahnya dengan tampil di acara Anime Convention Jerman, AnimagiC. Tak lama kemudian, band ini menampilkan konser perayaan ke 10 tahun mereka di Nippon Budokan Tokyo yang legendaris.

Album terbaru mereka berjudul Nega to Posi, sebuah album dimana setiap anggota band ini meletakkan kepuasan pribadi mereka sebagai prioritas utama mereka. Dengan album ini mereka mengemukakan siapa mereka sebenarnya, apa yang mereka wakili, apa sebenarnya Plastic Tree itu, dan hasilnya sungguh menakjubkan! Tak lama lagi, band ini akan kembali ke Eropa, kali ini untuk tur yang lebih lama.

Tampaknya meskipun band ini baru saja merayakan ulang tahun ke 10 mereka, mereka tidak menunjukkan tanda untuk melambat dan tidak berhenti menyenangkan fans – fans mereka yang tak terhitung yang telah kehilangan kecintaan mereka terhadap band karismatik ini.

http://www.jame-world.com/id/database-artists-biography-53-plastic-tree.html#ixzz0hOPE8HIW

Monggo di lanjut...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Siswa Strees....  

Jumat, 05 Maret 2010

SISWA STREES....
Photobucket

Stress... (stress...)
Kerap melanda siswa, Tak peduli miskin ataupun kaya, Banyak siswa yang stress…
Stress... (stress...)
Seakan tengah mewabah, Tak peduli tua ataupun muda, Banyak siswa yang stress…



Pertumbuhan penduduk semakin padat dan persaingan hidup semakin ketat…
Dan kemajuan jaman semakin pesat akhirnya kebutuhan semakin meningkat…
Bukan hanya persoalan kehidupan, Bukan hanya persoalan keuangan…
Terlalu sibuk sekolah bisa bikin stress, jam kosong terlalu lama juga bikin stress…
Pulang agak sore, bisa, bisa stress, gak dapat bis bisa bikin stress
Lapangkan dada benahi masalah kepada Tuhan…
Panjatkan doa, tawakkallah dan sabarlah…


Obatnya iman dan taqwa Serta mensyukuri apa adanya Pasti tak akan stres)
Monggo di lanjut...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


MOI DIX MOIS  

Rabu, 03 Maret 2010


PROFILE

Moi dix mois adalah salah satu project dari Mana (ex. Malice Mizer). Dia menulis musik dan liriknya, mengaransemen, dan memproduksi juga merilis semuanya di label rekamannya sendiri, Midi:Nette. Konsep dari Moi dix Mois sendiri adalah kombinasi dari : cantik dan buruk ; elegan dan kekerasan; kreatvitas dan kehancuran.
Sesuatu yang berbau musik klasik, gitar elektrik, organ gereja dan vokal ala opera yang kental membuat Moi dix Mois terlihat suram, seringkali keras dan kadang-kadang lembut, penuh dengan melodi. Dengan image gothic mereka, lirik dari Moi dix Mois sendiri kebanyakan bertema tentang masalah-masalah dunia, kehilangan, dan kematian. Mana juga turut bertanggung jawab tentang kostum band-nya; dia dan member yang lain mengenakan desain-desain dari fashion label Mana sendiri, Moi-même-Moitité. Dengan performance yang tak hanya di Jepang, namun juga di Eropa, Moi-dix-Mois menjadi band yang cukup menjanjikan di masa depan.



BIOGRAPHY

Saat Malice Mizer vakum di tahun 2001; Mana sang leader band berjanji akan membuat sesuatu yang baru dan mengejutkan, dan pada tanggal 19 Maret 2002 (bertepatan dengan ulang tahun Mana), Moi dix Mois resmi dibentuk. Moi, yang artinya “aku” dalam bahasa Perancis berartikan kepada Mana, angka 1 sejak Moi dix Mois berdiri, dan angka 0 untuk keabadian. Sedangkan “dix mois”, yang artinya 10 bulan dalam bahasa Perancis; adalah tentang durasi waktu kehamilan. (Jepang menghitungnya dengan 10 bulan, bukan dengan 9 bulan). Original line up nya adalah Juka pada vokal, Mana di gitar, Kazuno di bass dan Tohru (ex JILS) di drum, debut mereka adalah pada acara Midi:Nette’s Dis Inferno, bulan Juli 2002, bersama dengan band satu label Mana, Schawrz Stein. Bulan November tahun yang sama, Moi dix Mois merilis single pertama mereka, Dialogue Symphonie, yang langsung disusul dengan tur keliling negara pertama mereka.


19 Maret 2003, album Dix Infernal dirilis, yang juga disusul oleh tur keliling negara pada bulan Juli, yang final tournya dibuat menjadi DVD bertitelkan Scars of Sabbath. Band ini juga ditawarkan untuk interview di sebuah tv program Hotwave, dan tampil pada acara Stylish Wave Mega Force dan Stylish Wave ILLUSION, yang disponsori oleh majalah Zy. Bulan Desember, mereka kembali mengadakan Dis Inferno Party, kali ini bersama dengan LAREINE, Schwarz Stein, yang juga disemarakkan oleh member-member dari Fatima dan Brain Hacker sebagai bintang tamu.


Mei 2004, single Shadows Temple dirilis. Bulan Juli, Mana kembali tampil sebagai bintang tamu special pada Japan Expo di Paris, Perancis, dimana dia juga turut berpartisipasi pada panel Q&A. Semenjak itu, Moi dix Mois mulai merilis musik-musik mereka di Eropa dan fanclub Mana, Mon†Amour, dibuka untuk fans-fans internasional. Sebulan kemudian mereka merilis album kedua mereka, Nocturnal Opera di bulan Oktober, disusul juga dengan single Pageant. Bulan Desember, Moi dix Mois mengenalkan gitaris baru mereka, K, di Dis Inferno III.


Maret 2005, Moi dix Mois memulai tur Eropa mereka ke Jerman dan Perancis, dan konser di Perancis yang laku terjual habis dibuat menjadi DVD konser Invite to Immorality. Tapi, tak berapa lama sejak mereka kembali ke Jepang, Juka sang vokalis memutuskan untuk keluar dari band, yang menyebabkan Moi dix Mois “beristirahat” sebentar.


Akhirnya pada Maret 2006, mereka kembali dengan merilis mini album Beyond the Gate, dengan line up yang baru juga. Moi dix Mois yang baru ini beranggotakan Seth pada vokal, Mana & K di gitar, Sugiya pada bass, dan Hayato di drum. Pada bulan yang sama, mereka kembali tampil di tur keliling Eropa kedua mereka. Bulan Juni mereka juga tampil pada Wave-Gotik-Treffen di Jerman, yang merupakan festival gothic terbesar di dunia. Rencana US tur mereka terpaksa dibatalkan karena adanya masalah dengan event-organizer di sana, tapi pada bulan Juli, Mana kembali tampil sebagai bintang tamu spesial di Anime Expo, yang terletak di Anaheim, California. Mana lagi-lagi berpartisipasi di panel Q&A. Bulan Oktober, mereka akhirnya merilis single keempat mereka, Lamenful Miss.



Moi dix mois memulai tahun 2007 dengan penampilan mereka di acara Stylish Wave ILLUSION Vol.2, dimana mereka tampil bersama Merry dan Plastic Tree. Awal tahun ini mereka juga merilis album ketiga mereka, DIXANADU. Pada bulan Agustus, mereka mengadakan two-man live dengan D’espairsRay, juga pada musim semi ini mereka akan merencanakan tur ke Eropa lagi.


Walaupun band ini punya banyak masalah di masa lalu, tampaknya tak ada yang bisa menghentikan mereka untuk membuat musik yang bagus.


http://www.jame-world.com/id/database-artists-biography-39-moi-dix-mois.html#ixzz0h7DRvonj


Monggo di lanjut...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Sadie - Grieving the dead soul  

Jumat, 10 Juli 2009




Alright, setelah di bulan Maret 2008 lalu merilis maxi-single Crimson Tear, dan juga di tanggal 25 Juni 2008 kemarin merilis album the best bertajuk SADIE -UNDEAD13+2-, pada tanggal 23 Juli 2008 ini Sadie kembali hadir dengan karya terbarunya berupa maxi-single Grieving the dead soul. Sepanjang karir Sadie, ini merupakan maxi-single mereka yang ke-enam kalinya. Dirilis dalam bentuk dua variant, yaitu Special Edition dan Reguler Edition. Special Edition -kalo tidak salah- selain terdapat tiga buah track utama, juga berisikan DVD PV dari lagu Grieving the dead soul. Sedangkan Reguler Edition, terdiri atas tiga buah track utama plus satu buah track bonus. Berhubung cuma mendapatkan yang Special Edition, jadi pada review kali ini hanya tiga buah track saja yang bisa dibahas. Tapi kayaknya itu bukan suatu masalah yang besar. Sebab, maxi-single ini cukup oke juga kok untuk disimak!

Sadie, yang terbentuk sejak tahun 2005 ini, termasuk band baru yang langsung mendapat banyak popularitas dari pendengar, khususnya penikmat sejati musik indie Visual-kei. Bukan hanya di dalam negeri saja, tetapi juga sudah melintasi benua. Hal ini mungkin salah satu sebabnya dikarenakan warna musiknya yang banyak disukai fans musik rock indie Jepang. Yaitu warna musik hard-rock yang mengandalkan ke-aggressive-an dan sound-sound berat. Sadie sendiri terdiri atas lima orang personil. Mereka adalah Mao pada posisi vokal, Tsurugi sebagai gitaris, Mizuki juga sebagai gitaris, Aki yang memegang alat bass dan terakhir tentunya Kei yang menggawangi posisi drum. Khusus untuk Mao sang vokalis, nih cowok dulunya roadie dari band cadas yang beken banget, yakni Dir en grey. Makanya kita tidak perlu heran apabila karya-karya Sadie sepintas mirip banget kayak Dir en grey. Bahkan vokal dan gaya aksi Mao hampir mengikuti Kyo, dimulai dari growl, scream, dll. Yah, namanya juga terinspirasi....

Okay, langsung saja kita simak maxi-single-nya dengan sebuah tembang pertama berjudul Grieving the dead soul [03:55]. Mungkin lagu yang paling oke dibandingkan lagu-lagu lainnya dalam maxi-single ini. Grieving the dead soul sendiri sudah bisa ditebak musiknya sangat tipikal dari lagu-lagu Sadie itu sendiri. Yaitu dengan tingkat aggresivitas yang tinggi, memainkan riff-riff gitar yang berat dan menghentak [thanks to Tsurugi & Mizuki!] serta tidak ketinggalan untuk memberikan alur melodi yang menarik. Intro-nya cukup apik, mampu menaikkan adrenalin pendengar. Mao bermain dengan bagus di sini. Selain bernyanyi dengan normal voice, juga beraksi dengan ciri khasnya, yaitu deep growl [kali ini tarikan growl-nya lebih matang], grumble raping plus sedikit pitched screaming. Verse yang dibawakan bisa dikatakan cukup pas. Namun aku lebih suka saat menyentuh bagian bridge. Sayang chorusnya kurang "memanas". Sang bassist, Aki, sangat mendominasi dengan cabikan serta teknik slap-nya yang tegas. Yah, pada intinya lagu ini cukup oke didengarin, terlebih untuk diajak berlonjak-lonjak ria. Haha....

Selesai dengan lagu di atas, diteruskan dengan lagu selanjutnya, yakni Hakanaki risou wazuka na ai [05:11]. Another ballad song by Sadie! Yup, setelah Sayonara no hate dan Silent Eve, ini merupakan lagu Sadie yang musiknya rada slow. Bukannya menyindir, lagu ini sangat khas dengan Dir en grey banget. Ala lagu CONCEIVED SORROW. Silakan bandingkan saja sendiri jika penasaran. Saat chorus di lagu ini, patut aku akui, merupakan bagian yang sangat terasa indah. Mao mampu menghanyutkan perasaan jiwanya kepada para pendengar. Petikan gitar yang suram, driving bass yang "nyalak" serta dentingan solo piano, menambah kesan sunyi dan sepi pada lagu ini. Apalagi solo electric guitar-nya, menjadikan lagu ini masuk dalam kategori: Boleh lah!

Dan lagu In Cave [03:57] menjadi lagu terakhir yang bisa disimak dalam maxi-single ini, khususnya dalam varian Special Edition. Wow, lagunya dashyat abis dan super kencang! Love it! Kocokan gitarnya rada cepat, sesekali pada beberapa bagian menjadi berat. Namun tetap dengan memasukkan beberapa bagian melodi hingga terdengar lebih asyik. Dengan tempo yang secepat ini, vokal Mao justru terasa cocok sekali. So, soal vokal kayaknya tidak ada masalah. Bagian bridge-nya pun enak. Kredit patut diberikan kepada sang drummer, Kei, yang wajahnya mirip dengan salah satu personil Kangen Band ini ^_^ Nge-double-pedal mulu walau tidak sampai dalam tahap blasting.

Secara keseluruhan, maxi-single Grieving the dead soul ini aku kasih rating 4/5 bintang. Ketiga buah lagu yang ada di dalamnya layak untuk disimak, termasuk lagu Hakanaki risou wazuka na ai sekalipun . Jadi penasaran nih seperti apa track ke-empat dari maxi-single ini. Yang pasti, just enjoy this one!

Salam....
Monggo di lanjut...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Your_LINK

 

Design by h4r47uKu'Z_b0y'Z