"LAST RESPECT 4 my FRIEND"  

Jumat, 15 Agustus 2008

Sahabat . . .

Friend . . .

Tomodachi . . .

Rencang . . .

Ngedenger kata-kata diatas mungkin terbayang seseorang yg kita panggil sahabat itu orang yg sudah lama kita kenal, selalu bersama, seiring dan sejalan, klo hape ya dng batereinya (*_*, terlalu maksa). Tapi bagi aq, sahabat adalah sgalanya (tapi bukan berarti sgala-galanya), tempat di kala suka dan duka, tempat bertukar pikiran, tempat mencari ilmu (positif pastinya), dan juga teman kita di masa yg akan datang. Mungkin sekarang kita punya sahabat, but we must thinking bagaimana kelanjutan persahabatan kita itu di masa2 yg akan datang dng cara mempertahankan persahabatan tsb. Mulailah dari dalam diri kita sendiri & jangan lupa saling pengertian. Rasa kehilangan paling besar di dunia persahabatan (ada g’ y???) adalah kehilangan sahabat yg kita cintai, kita kagumi, & kita hormati (RESPECT 4 FRIEND). Aq bilang begono coz aq pernah ngalamin sendiri hal tsb. Sedikit cerpen & cerita masa lalu aq . . .

Cerita ini berawal dari sebuah perkenalan di mushalla sekolahku sekarang, waktu ntu shalat dhuhur . . . Setelah salam, aq bersalaman dng teman sekelasku (cewe’ 11nya di kelasku) yg sebelumnya belum aq kenal akrab, tapi setelah bersalaman & sedikit ngobrol di mushalla, aq ngerasa enak & enjoy aja ngobrol ma dia. Setelah hari itu, di kelas, di kantin, shalat, selalu hampir bersama, aq ngerasa “ENJOY WITH HER”, g’ lengkap rasanya kalo g’ duduk, shalat, jajan g’ berdua. Momen yg paling tak terlupakan saat2 bersamanya adalah waktu shalat bersama & makan siang bersama, hari kamis sehari sebelum kepergiannya bertemu yg diatas (dJJ I). Setelah makan siang itu, aq melihat dia duduk termenung di luar kelas dengan tatapan mata yg kosong, seolah-olah menerawang pikirannya ke tempat lain. Tak biasanya dia begitu, tapi aq menganggapnya biasa karena mungkin dia sedang banyak pikiran (maklum, cewe’ gitu). Aq g’ berani bertanya tentang apapun kepadanya, aq memberikan kesempatan padanya untuk merenung. Gurupun datang. Saat itu pelajaran BK. Di dalam kelas dia juga aneh, tidak biasanya dia tidak berbicara padaku, ditambah lagi dia duduk sendirian di seberang kursiku, tanpa ada seorangpun di sebelahnya.

Pelajaranpun berlangsung. Di tengah2 pelajaran, guru BKkupun berbicara kepada seluruh murid di kelasku, “wah, wedhok’e mung siji, iki kudune di jogo tekan suk kelas telu”, kira2 begitulah ucapannya in Javanese vers.(ind vers. : wah, perempuannya Cuma satu ini, harusnya di jaga sampai besok kelas 3). Mendengar kata2 itu, teman2ku hanya tertawa kecil.

Pelajaranpun berganti. Sekarang pelajaran terakhir, matematika. Saat pelajaran berlangsung, sikap dia tidak banyak berubah, hanya senyuman2 kecil yg dia berikan kepadaku saat aq menatapnya dng cemas, kalau2 ada apa2 kepadanya. Saat itupun aq tdk berpikir kalau itulah senyuman terakhir darinya kepadaku dan terakhir kalinya aku menatap wajahnya hingga jam sekolahpun usai.

Malam harinya, aq sempat bermimpi dia mengucap salam kepadaku lalu pergi begitu saja. Aq tak tau maksud dari mimpiku itu. Aq menganggapnya hanya sebuah gula di dalam kopiku yg hangat

Esok paginya tepat pada tanggal 10 agustus, aq berangkat pagi, entah mengapa aq ingin segera bertemu dengannya. Sampainya di sekolah, aq lalu duduk di depan bengkel jurusanku sambil sedikit melamun. Tiba2 pikiranku inipun buyar setelah seorang temanku mengabarkan barusan terjadi kecelakaan dan menurut dia hal ini menimpa sahabat permpuanku tadi. Hatikupun berdebar-debar menanti kebenaran kabar buruk ini. Dan akhirnya . . . Hal itupun terjadi padanya, setelah mendengar kepastian dari pihak kepolisian bahwa telah terjadi kecelakaan yg telah menewaskan sahabat kami tsb. Hatikupun sayu sesaat, yg kurasakan saat itu adalah perasaan sedih, kecewa, sakit, ingin menangis, dan batinku berkata, “mengapa kau ambil lebih dahulu ya ALLAH?”. Aq tdk bisa berbuat apa2, yg aq pikirkan hanya kenangan2 bersamanya, di saat hari kemarin. Tdk akan ada lagi yg menemaniku shalat dhuhur, makan, duduk, dsb. Inilah momen yg paling menyedihkan selama hidupku sampai saat ini. Dan saat itupun aq berniat untuk memberikan penghormatan terakhirku kepadanya dng ikut serta dlm prosesi pemakaman dan ikut menshalati jenazahnya. Saat mendekati jenazahnya, aq tdk berani membuka dan melihat wajahnya, takut air mataku berlinang diliputi kehancuran jiwaku. Akhirnya hatiku sedikit lega telah melakukan “RESPECT” terakhir kepadanya, walaupun masih ada rasa kehilangan dari dlm lubuk hatiku.

Beberapa haripun berlalu setelah kejadian itu, hari2 terasa berbeda tanpa kehadirannya. Hatiku masih diliputi rasa kehancuran. Tapi, rasa inipun seolah hilang, setelah mendengar penuturan seorang guruku yg melihat jenazahnya saat berada di rumah sakit. Terlihat raut wajahnya tersenyum manis, seperti orang tertidur pulas, Wajahnya juga putih bersih, tdk terdapat luka apapun layaknya tak terjadi apa2 padanya. Hal ini dapat membuatku lega dan ikhlas menerima kepergiannya. Tak lupa kudoakan agar senantiasa dia bahagia di alam sana.

Hingga saat ini, setiap aq berangkat maupun pulang sekolah & melewati tempat dimana hal itu terjadi, hatikupun teringat akan masa2 saat dia masih berada di antara kami …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Inilah sedikit kisahku tentang sahabat. Kalian boleh “BELIEVE OR NOT” tentang cerita & hal ini, tetapi hal ini benar2 pernah terjadi dalam kehidupanku. Setelah hal itu, aqpun mulai berusaha “KEEPING THE FRIENSHIP”. “I KNOW I’M NOT A PERFECT BOYS, BUT I WILL BECOME A PERFECT BOYS 4 ALL MY FRIEND”. Jadilah sahabat di kala suka dan duka, walaupun kenyataannya susah mencari sahabat di kala duka, daripada sahabat di kala suka.

(kupersembahkan sebagai penghormatan terakhir serta memperingati 1 th kepergiannya untuk sahabatku ini di alam sana, semoga kau bahagia . . .)

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Your_LINK

 

Design by h4r47uKu'Z_b0y'Z